Tips Merencanakan Keuangan Bagi First Jobber

Tips Merencanakan Keuangan Bagi First Jobber | TopKarir.com
24 MAR 2021 20:17 PEMBEKALAN KARIR 5083 KALI DI BACA 0 KOMENTAR 0 KALI DIBAGIKAN

Halofina - Langsung mendapatkan pekerjaan impian selepas menyelesaikan studi perkuliahan tentunya menjadi impian setiap mahasiswa. Mendapatkan pekerjaan artinya kita memasuki fase mandiri finansial, dalam hal ini sudah tidak bergantung pada seseorang karena sudah memiliki penghasilan sendiri.

 

Namun masalahnya yang banyak dialami oleh para fresh graduate ketika bekerja untuk pertama kalinya adalah euforia gaji pertama. Ya, munculnya dorongan untuk menghabiskan gaji yang diperoleh untuk membeli sesuatu yang diinginkan menggunakan uang kita sendiri. Merasa di atas angin untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan, satu kondisi yang berkebalikan saat belum memiliki penghasilan sendiri dan masih bergantung pada orang tua.

 

Padahal ketika kita memasuki fase mandiri secara finansial, kita perlu membekali diri kita dengan perencanaan keuangan yang matang. Sayangnya ilmu tersebut tidak kita pelajari bahkan dapatkan di pendidikan formal. Bahkan saat ini muncul fenomena middle income trap employee, satu kondisi dimana seseorang yang memiliki penghasilan besar namun terjebak gaya hidup sehingga nilai aset kekayaannya (net worth) tidak bertambah.

 

Agar dapat terhindar dari kondisi tersebut, tentunya dibutuhkan kesadaran untuk bisa mengelola dan merencanakan keuangan dengan bijak. Nah bagi para first jobber, 6 tips merencanakan keuangan bagi first jobber ini bisa jadi referensi.

 

Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Saat akan merencanakan keuangan hal pertama yang perlu diperhatikan oleh para first jobber adalah membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (wants). Meski sekilas terdengar sama, namun nyatanya keduanya merupakan dua hal yang berbeda.

Terdapat tiga perbedaan mendasar antara kebutuhan dan keinginan :

  • Kebutuhan sesuatu hal yang sifatnya wajib dipenuhi, sedangkan keinginan tidak.
  • Kebutuhan sesuatu hal yang sifatnya tidak bisa ditunda, sedangkan keinginan bisa.
  • Kebutuhan dorongannya logis, sedangkan keinginan dorongannya emosional.

Sebagai contoh jika makan merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi seseorang, maka sifatnya berubah menjadi keinginan jika aktivitas makan itu sendiri harus dilakukan di sebuah cafe atau restoran yang mahal.

 

Banyak first jobber yang terjebak tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Disaat gaji 3 juta, untuk makan siang cukup dengan membawa bekal dari rumah supaya bisa berhemat. Seiring dengan perjalanan karir, saat gaji naik menjadi 5 juta, alih-alih membawa bekal dari rumah saat ini lebih memilih untuk makan di siang di sebuah cafe atau restoran ternama”.

 

Terkadang keinginan ini jika tidak dapat di kontrol bisa berdampak pada kondisi keuangan kita yang tidak sehat. Padahal jika keinginan tersebut bisa kita tunda atau bahkan tidak dilakukan untuk di alihkan kepada keinginan untuk investasi, dampaknya tentu akan sangat besar bagi masa depan kita.

 

Buat Rencana Anggaran Keuangan Bulanan

Langkah kedua yang perlu dilakukan oleh para first jobber saat merencanakan keuangan adalah membuat rencana anggaran keuangan bulanan. Anggaran keuangan ini dapat membantu kita supaya menggunakan anggaran sesuai dengan rencana dan alokasi yang telah ditetapkan.

Rumus sederhana seperti 40/30/30 bisa digunakan sebagai acuan bagi kita saat membuat anggaran keuangan. Artinya 40% penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin, 30% untuk kebutuhan personal, 30% untuk tabungan dan investasi masa depan”.

 

Sudah bekerja dan berpenghasilan artinya kita sudah mandiri secara finansial, dengan demikian terdapat tanggung jawab terhadap apa yang sudah diperoleh untuk digunakan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

 

Lakukan Pencatatan dan Evaluasi Anggaran

Membuat rencana anggaran keuangan bulanan akan menjadi percuma jika tidak disertai proses pencatatan dan evaluasi anggaran. Jika membuat anggaran keuangan merupakan proses pertama yang dilakukan saat merencanakan keuangan supaya memiliki alokasi anggaran yang jelas.

 

Pencatatan dilakukan sebagai bagian dari proses evaluasi apakah penggunaan anggaran keuangan sudah sesuai alokasi dan rencana atau tidak”.

 

Jika tidak sesuai itu artinya kita perlu melakukan perencanaan ulang terkait alokasi anggaran, karena dalam aplikasinya mungkin saja terdapat pos-pos alokasi yang perlu disesuaikan nilainya (dikurangi, ditambahkan, atau bahkan dihilangkan dari anggaran).

 

Persiapkan Dana Darurat

Dana darurat (emergency fund) merupakan sejumlah uang yang disiapkan dan alokasikan khusus untuk kondisi darurat. Dana darurat juga merupakan sebuah upaya mitigasi resiko keuangan yang mungkin terjadi kepada kita dikarenakan satu kondisi darurat yang di luar rencana dan kuasa kita.

 

Sebagai contoh misalkan kendaraan yang biasa kita gunakan sehari-hari tiba-tiba rusak (mogok) yang mengharuskan kita mengeluarkan biaya untuk memperbaikinya. Dana darurat bisa kita gunakan untuk membiayai ongkos jasa perbaikan dan suku cadang untuk memperbaiki kendaraan kita. Dengan adanya dana darurat tentunya keuangan bulanan kita tidak akan terganggun (terdampak) oleh kondisi tersebut, karena sebelumnya kita sudah menyediakan alokasi khusus.

 

Saat membuat dana darurat ini pastikan disimpan di produk keuangan yang relatif aman (low risk) dan mudah dicairkan (liquid). Hal tersebut bisa kita temukan pada produk keuangan seperti tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang. Idealnya jumlah dana darurat yang perlu kita siapkan nilainya 3x pengeluaran bulanan bagi yang masih single, 6x bagi yang sudah menikah dan 12x bagi yang sudah memiliki tanggungan anak.

 

Proteksi

Selain dana darurat, upaya mitigasi resiko yang juga perlu dilakukan oleh para first jobber dalam merencanakan keuangan adalah memiliki proteksi. Jika dana darurat merupakan bentuk mitigasi resiko yang dipersiapkan dengan menyediakan alokasi dana khusus. Proteksi dalam hal ini berupa upaya mengalihkan resiko keuangan yang mungkin bisa terjadi pada kita (tertanggung) kepada pihak ketiga (penanggung).

 

Konteks tersebut umumnya banyak ditemukan dalam produk asuransi. Asuransi kesehatan khususnya dalam hal ini merupakan salah satu proteksi yang sebaiknya dimiliki kita. Proteksi tersebut diperuntukan untuk memberikan perlindungan pada kita dari satu kondisi mengharuskan kita berobat atau bahkan dirawat di rumah sakit.

 

Prinsipnya sama seperti dana darurat, dengan adanya proteksi kondisi keuangan kita tidak akan terganggu saat misalkan diharuskan melakukan rawat inap atau bahkan operasi yang membutuhkan biaya besar”.

 

Proteksi asuransi ini umumnya bisa didapatkan dengan dua cara, pertama dengan membeli preminya secara pribadi atau tidak jarang asuransi kesehatan ini juga disediakan oleh tempat kita bekerja sebagai salah satu manfaat yang diberikan perusahaan. Selain asuransi, BPJS kesehatan yang disediakan pemerintah juga bisa menjadi alternatif proteksi yang lebih terjangkau bagi para first jobber. Nah seiring dengan perjalanan karir kita, kenaikan penghasilan bisa menjadi indikator bagi kita untuk meningkatkan proteksi dengan membeli polis asuransi kesehatan.

 

Memulai Investasi

Tidak sedikit first jobber yang memiliki anggapan belum membutuhkan investasi dikarenakan belum merasa adanya kebutuhan disertai anggapan investasi itu harus dilakukan dengan modal yang besar. Padahal sejatinya hal paling penting dalam investasi itu adalah memulainya sejak dini dan dilakukan secara rutin, meski dilakukan dengan modal yang minim. Bahkan produk investasi reksadana saja bisa dibeli dengan modal Rp. 50.000 – Rp. 100.000).

 

“Hal yang perlu diingat saat merencanakan keuangan adalah kita tidak hanya merencanakan keuangan kita saat ini saja, namun juga keuangan kita di masa depan. Kebutuhan masa depan itu banyak dan membutuhkan biaya besar, dimana investasi ini merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan biaya tersebut”.

 

Itu sebabnya investasi perlu dilakukan sejak dini dan rutin, karena semakin dipersiapkan sejak dini maka nilai cicilan investasinya akan lebih rendah (terjangkau). Bahkan dana pensiun idealnya disiapkan mulai dari pertama kali kita menerima gaji pertama. Jangan lupakan juga konsep  compounding atau konsep bunga majemuk yang dihasilkan modal investasi dan cicilan investasi yang dilakukan secara rutin.

 

Demikian, semoga 6 tips merencanakan keuangan bagi first jobber ini bermanfaat ya.

 

Content Provided By:

 

halofina 


  • Login terlebih dahulu jika ingin meninggalkan komentar.